Wisata Desa Subaya merupakan gambaran mengenai segala potensi yang yang dapat mendukung pengembangan Desa Subaya sebagai desa wisata. Pemilihan potensi wisata Desa Subaya didasarkan pada hasil observasi dan informasi yang didapat melalui wawancara mendalam dengan informan. Adapun potensi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Potensi sosial budaya adalah potensi berupa keadaan aktivitas sosial masyarakat dan budaya secara keseluruhan. Potensi sosial budaya dikategorikan menjadi dua, yaitu potensi berwujud dan potensi tidak berwujud. Adapun potensi sosial budaya Desa Subaya dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pura
Terdapat Pura di Desa Subaya yang memiliki daya tarik yang sangat unik dan sejarah yang menarik, yaitu Pura Ratu Pingit. Pura tersebut memiliki beberapa mitos-mitos tentang kasiat jika bersembahyang di pura tersebut, salah satunya adalah dapat menyembuhkan segala penyakit. Selain itu terdapat Arca peninggalan Nenek Moyang masyarakat Desa Subaya yang dianggap suci bagi masyarakat sekitar. Selain itu terdapat Pura Bale Agung yang sering digunakan oleh masyarakat Desa Subaya dalam melaksanakan upacara keagamaan dan tradisi setempat secara turun-temurun. Potensi tersebut merupakan daya tarik bagi wisatawan, dimana dapat mempelajari kebudayaan dan tradisi setempat yang memiliki keunikan tersendiri.
Arca
Arca peninggalan nenek moyang masyarakat saat ini status umurnya masih belum diketahui dan masih diteliti oleh Dinas Purbakala Provinsi Bali. Arca tersebut memiliki sejarah yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung, dimana menggambarkan bagaimana proses Desa Subaya terbentuk. Arca tersebut masih disimpan di salah satu Pura yang berada di Desa Subaya yaitu di Pura Ratu Pungit berbarengan dengan Prasasti Subaya. Karena dianggap bersifat Sakral bagi masyarakat Desa Subaya, maka untuk melihat Arca tersebut perlu dibatasi, sesuai dengan ketentuan Adat yang telah ditentukan.
Pekuburan
Pekuburan masyarakat Desa Subaya merupakan tempat prosesi Ngaben bagi masyarakat Desa Subaya, dimana mayat tidak di bakar. Hal ini memiliki sejarah bahwa dulunya masyarakat melakukan prosesi Ngaben dengan dibakar, tetapi asapnya ternyata mengganggu Pura yang terletak di atasnya, sehingga keputusan waktu itu prosesi kematian Ngaben tidak boleh di bakar. Areal pekuburan Desa Subaya ini terletak di areal lahan yang cukup luas disebelah timur desa.
Kesenian Tradisional
Adapun kesenian tradisional yang terdapat di Desa Subaya antara lain:
Sejarah Desa Subaya, menjadi sebuah daya tarik wisata yang layak dan patut untuk ditawarkan. Hal ini mengingat keberadaan sejumlah Arca peninggalan Nenek Moyang Desa Subaya, prasasti sejarah, dan sejumlah tempat lain yang memiliki sejarah yang unik. Disamping itu terdapat cerita yang jelas dan menarik sehingga menjadi nilai tambah dalam proses penawaran paket wisata kepada wisatawan.
Tradisi Setempat
Keragaman tradisi yang melekat dan menjadi kebiasaan untuk dilaksanakan masyarakat adalah sebuah potensi yang layak untuk dikembangkan. Masyarakat di Desa Subaya memiliki tradisi yang khas dan berbeda dengan desa lain yang ada di Bali. Adapun tradisi-tradisi tersebut adalah sebagai berikut.
Aktivitas Mata Pencaharian Masyarakat
Aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sebagian besar mengandalkan sektor pertanian dan peternakan sebagai tumpuan. Aktivitas penggarapan pertanian dan peternakan masih dilakukan secara tradisional, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kegiatan masyarakat tersebut merupakan pola mata pencaharian yang sebagian besar pergerakan masyarakat dalam aktivitasnya sehari-hari adalah mulai dari pagi sampai sore hari. Selain itu dalam mengatur aktivitas di Desa Subaya juga telah diterapkan awig-awig secara baik.
Hubungan Sosial Budaya Masyarakat
Hubungan sosial budaya masyarakat tercermin dalam hubungan antarpengempon semua pura yang masih kental dijiwai semangat kekeluargaan. Kondisi ini diwadahi dalam organisasi tradisonal yang merupakan kumpulan beberapa masyarakat Desa Pakraman yang melaksanakan upacara. Organisasi tradisional ini mencerminkan implementasi Tri Hita Karana, yang dilandasi oleh hubungan antar penyungsung Pura yang ada di Desa Subaya dengan Pura Ratu Pingit (bidang Parhyangan), hubungan antara masyarakat pengemong masing-masing pura (bidang Pawongan), dan hubungan antara pengemong pura dengan tanah (pelaba) pura atau kawasan pura yang berlokasi di Desa Subaya (bidang Palemahan).
Dengan karakter wilayah yang merupakan daerah perdesaan dan pegunungan, Desa Subaya cenderung memiliki keragaman yang tinggi, terlebih lagi daerah ini terdapat kawasan hutan yang masih alami. Dengan kondisi ini, potensi ekologis yang ada di Desa Subaya digambarkan kedalam keragaman flora dan fauna, potensi alamiah, dan potensi hidrologi. Secara lebih jelas dijelaskan sebagai berikut.
Di Desa Subaya terdapat beranekaragam jenis tanaman, yang berfungsi sebagai tanaman pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pendorong kebutuhan ekonomi masyarakat Desa Subaya. Tanaman tersebut dapat berupa buah-buahan dan kayu-kayuan. Keragaman flora tersebut terletak dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat menyebar, yang secara umum terletak pada dataran tinggi.
Fauna
Di Desa Subaya terdapat beberapa jenis fauna di antaranya yaitu : kupu-kupu, lebah madu, landak, kelelawar, rase, trenggiling, dan tupai. Berdasarkan data monografi desa 2010, sampai saat ini yang telah tercatat sebanyak 12 satwa liar telah tinggal di areal perhutanan Desa Subaya. Hewan-hewan tersebut antara lain adalah : Kijang, Rusa, Lutung, Kancil, Kera, Ular, Iguana, Tupai, Macan Kumbang, Anjing Hutan, Musang dan Kucing Hutan.
Areal Perhutanan
Areal perhutanan yang terletak di sekeliling areal Desa Subaya. Areal perhutanan tersebut memberikan pemandangan alam yang hijau dan masih alami, serta panorama alam perbukitan dengan keanekaragaman flora, pemandangan lahan pertanian penduduk setempat, dan pemandangan Pura yang memiliki suasana religius. Selain itu di areal perhutanan merupakan tempat pengamatan aktivitas hewan dimana dapat menyaksikan beberapa binatang hutan.
Air Terjun Kutuh
Merupakan air terjun yang terletak di perbatasan antara Desa Subaya dengan Desa Kutuh. Akses menuju air terjun ini melewati jalan perbukitan dan pegunungan serta semak belukar yang dapat dicapai dengan cara berjalan kaki. Ciri khas dari air terjun ini adalah mempunyai tinggi 40 meter dan kondisinya masih sangat alami, dimana lokasi air terjun tersebut berada ditengah hutan. Selain itu di tengah jalur menuju air terjun tersebut, terdapat tempat pengamatan aktivitas hewan dimana dapat menyaksikan beberapa binatang seperti Kijang, Rusa, Anjing Hutan, Musang, Tupai dan Kucing Hutan.
Bukit Mendha
Merupakan bukit yang berlokasi di sebelah barat Desa Subaya dan memiliki panorama berupa pemandangan alam yang sangat indah. Akses yang dapat dilalui dengan cara menggunakan kendaraan roda dua sampai dengan areal pekarangan Pura Mendha, selanjutnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki 200 meter untuk sampai ke lokasi, dengan melewati jalan bebatuan dan jalan setapak. Bukit Mendha memiliki daya tarik berupa pemandangan pegunungan dan dapat melihat areal pemukiman di daerah Singaraja, serta melihat dari atas hamparan laut utara pulau Bali.
Mata Air Yeh Mengadeg
Mata air ini fungsi pokoknya adalah sebagai tempat kegiatan upacara bagi masyarakat Desa Subaya. Di samping itu mata air ini digunakan untuk penyucian orang yang meninggal dan sebagai air Pemujaan. Mata air tesebut memiliki kondisi dan cerita yang unik untuk dapat dikembangkan menjadi paket wisata Desa Subaya dan di tawarkan kepada wisatawan.
Mata Air Yeh Poh
Mata air ini memiliki fungsi pokok untuk melayani kegiatan mandi, cuci dan minum warga. Sumber mata air ini telah dimanfaatkan oleh seluruh anggota masyarakat yang ada di Desa Subaya. Mata air tersebut memiliki daya tarik sendiri yaitu, berada di areal perkebunan yang berbatasan dengan areal perhutanan yang memiliki daya tarik berupa pemandangan yang masih alami.
Mata Air Pukaya
Terletak di sebelah utara Pusat Desa Subaya. Mata air ini sering digunakan oleh masyarakat untuk mandi dan konsumsi air minum, terutama masyarakat yang memiliki kebun yang berada disekitar mata air ini. Kondisi jalan menuju ke sumber mata air ini berupa jalan setapak yang melalui areal perkebunan masyarakat Desa Subaya.